Sabtu, 19 Mei 2012

Ragam Bibit Tanaman Klengkeng (Dimocarpus longan)

Klengkeng adalah salah satu species tanaman buah yang belakangan ini banyak ditanam, baik di halaman rumah sebagai tanaman pelindung sekaligus tanaman penghasil buah konsumsi, maupun dikebunkan secara komersial dalam skala luas. Rasa buahnya yang manis sangat diminati konsumen buah sebagai pilihan buah meja yang enak dikonsumsi segar, selain dapat diproses sebagai buah kalengan.






Secara umum, tanaman klengkeng dibagi dalam dua golongan :

1. Klengkeng Non Temperate :
Adalah golongan varietas klengkeng yang berasal dari daerah tropis atau dari daerah sub tropis yang sudah teradaptasi dalam kurun waktu yang sangat lama di daerah tropis. Varietas-varietas klengkeng golongan ini umumnya tumbuh dengan baik jika semua kebutuhan untuk pertumbuhan dan perkembangannya terpenuhi dengan baik. Dalam waktu yang relatif singkat (kurang dari dua tahun, bahkan kurang dari setahun), klengkeng golongan non temperate dapat berbunga dan berbuah dengan sempurna, baik itu tanaman klengkeng yang ditanam dalam pot (tabulampot) maupun tanaman yang ditanam di lahan, sangat kontras jika dibandingkan dengan klengkeng lokal purba yang membutuhkan waktu bertahun-tahun agar dapat berbunga dan berbuah dengan baik di lingkungan yang sesuai. Stigma dan kepercayaan lama oleh sebagian masyarakat bahwa klengkeng hanya bisa berbunga dan berbuah dengan baik jika klengkeng yang ditanam minimum harus berjumlah dua pohon pun tersingkirkan. Saat ini muncul banyak varietas baru klengkeng non temperate yang berbunga sempurna dan berumah satu, artinya bunga jantan (benang sari) dan bunga betina (kepala putik) berada dalam satu bunga yang sama dan pada tanaman yang sama, sehingga proses persarian dalam satu bunga yang sama maupun persilangan antar bunga pada tanaman yang berbeda pun sangat dimungkinkan. Perlakuan budidaya yang sederhana, dimulai dari pemilihan bibit yang tepat, penanaman pada media yang subur secara kimia, fisika, dan biologi, pengairan yang cukup, pemupukan standar yang teratur, serta pemangkasan berkala akan membuat tanaman tumbuh secara normal dan mampu berbunga serta berbuah secara normal pula. Hindari pemilihan bibit yang berasal dari biji (seedling) dan prioritaskan bibit yang diperbanyak secara klonal (bibit vegetatif), baik itu bibit cangkok, okulasi, sambung sisip, sambung pucuk, maupun bibit susuan, tentunya dari pohon induk terpilih. Bibit klonal/vegetatif akan menampakkan ciri genetik yang konsisten dari ciri genetik pohon induknya, di manapun bibit tersebut akan di tanam. Keberhasilan pertanaman, 50% ditentukan oleh kualitas bibit yang ditanam, sementara 50% sisanya ditentukan oleh interaksi kualitas genetik tanaman dengan faktor-faktor lingkungan tempat tumbuhnya (kesuburan tanah, pengairan, klimatologi, dan sebagainya). Oleh karena itu, jangan pertaruhkan investasi waktu panjang yang dihabiskan untuk menumbuhan tanaman klengkeng dari bibit yang tidak dapat dipertanggung jawabkan kualitas genetiknya.

Berikut adalah foto beberapa varietas klengkeng yang termasuk dalam golongan Klengkeng Non Temperate


Klengkeng Jenderal Original




Klengkeng Jenderal Original



Klengkeng Hawae (Harum Wangi Enak) berkulit buah warna putih



Klengkeng Kristalin



Klengkeng Diamond River (DR)



Klengkeng Aroma Durian (Daun Kasar)



Klengkeng Pingpong Thailand (Daun Kecil) berbiji kecil



Klengkeng Pingpong Mutasi (Pingpong Buto)



Klengkeng Matalada



Klengkeng Pingpong Vietnam



Klengkeng Pingpong Vietnam Jumbo



Klengkeng Puangray



Klengkeng hasil persilangan, "White Cross Longan"



Klengkeng Satu Jari (Daun Runcing)



Klengkeng Satu Jari (daun Runcing)



Klengkeng Pingpong Mutasi (Pingpong Daun Lurus)



2. Klengkeng Temperate :
Adalah golongan varietas klengkeng yang berasal dari daerah sub tropis (misalnya China dan Vietnam). Pertumbuhan klengkeng jenis ini umumnya sangat bagus jika ditanam di daerah beriklim tropis dan berhawa panas seperti di Indonesia. Meski pertumbuhannya bagus di daerah tropis, klengkeng golongan temperate umumnya sulit berbunga dan berbuah. Di daerah asalnya yang sub tropis, pada musim tertentu, terdapat kesenjangan (amplitudo) temperatur yang cukup besar antara rerata temperatur udara pada siang hari (misalnya kisaran 15-20 derajat Celcius) dengan rerata temperature udara pada malam hari yang turun dengan drastis(misalnya kisaran 2-4 derajat Celcius). Kesenjangan (amplitudo) rerata suhu harian pada musim-musim tertentu inilah yang pada akhirnya akan menginduksi keluarnya bunga pada tanaman klkengkeng golongan temperate. Di daerah tropis seperti di Indonesia ini, kesenjangan (amplitudo) rerata temperature udara harian umumnya terpaut sangat tipis antara rerata temperature udara pada siang hari dengan rerata temperatur udara pada malam hari, sehingga tidak tercipta kondisi ideal untuk memunculkan induksi pembungaan. Di sisi lain, pengubahan rasio Carbon/Nitrogen (C/N) yang tinggi pada tanaman dewasa, misalnya dengan pemangkasan dan perlakuan cekaman air yang dikombinasikan dengan pemupukan phosphor (P) serta potassium (K) dosis tinggi tidak cukup untuk merangsang tanaman agar segera berbunga. Karenanya diperlukan "sesuatu" yang bisa menginduksi keluarnya pembungaan pada tanaman klengkeng golongan temperate yang ditanam di daerah tropis seperti di Indonesia, sampai akhirnya ditemukan apa yang dikenal dengan istilah "booster" atau pemacu pembungaan. Booster ditengarai mengandung persenyawaan antara Potassium (K) dan Chlorin (Cl), dengan rumus kimia KClO3, yang berfungsi sebagai persenyawaan "anti retardant" yang akan menghambat pertumbuhan dan pertunasan pada tanaman dan menginduksi munculnya pembungaan. Penggunaan booster pada tanaman buah secara umum dan khususnya pada tanaman klengkeng harus dilakukan secara bijaksana. Secara fisiologis, penggunaan booster hanya baik dilakukan pada tanaman dewasa yang sehat, cukup umur untuk berbuah atau dibuahkan, serta tumbuh pada lingkungan yang subur dengan suplai hara organik dan anorganik yang cukup. Penggunaan booster yang sembarangan pada tanaman yang tidak sehat serta tidak didukung oleh lingkungan tumbuh yang baik, akan membuat tanaman "tersiksa" secara fisiologis. Akibatnya, tanaman yang terganggu sistem hormonalnya akan hidup merana pasca perlakuan, tercekam (stress) berkepanjangan dan pada akhirnya akan mati. Oleh karena itu, pelajari dengan baik kondisi tanaman serta perlakuan booster yang akan diberikan, khususnya mengenai dosis dan cara aplikasi yang aman

Berikut ini adalah foto beberapa varietas klengkeng yang termasuk dalam golongan Klengkeng Temperate


Klengkeng "No Name"



Klengkeng "No Name"



Klengkeng "No Name"



Klengkeng Biewkiew



Klengkeng Itoh



Klengkeng Puangthong



Klengkeng Puangthong



Klengkeng Puangthong