Kamis, 19 Juli 2012

Pemeliharaan Buah Pasca Pembungaan



 
Penjarangan buah sangat dianjurkan sedini mungkin setelah bakal buah terbentuk dan tumbuh membesar. Bakal buah yang terbentuk terlampau banyak  akan menyerap energi yang sangat besar dari tanaman induk untuk proses pembesaran buah itu sendiri. Dalam kondisi tanaman sehat dan pasokan nutrisi tanaman cukup, hal ini tidak akan menjadi masalah, namun masalah tersebut akan muncul jika terjadi sebaliknya di mana kondisi tanaman tidak sehat sepenuhnya dengan pasokan nutrisi  dan air yang terbatas ke tanaman. Pada kondisi buruk seperti ini, buah akan rontok satu per satu atau bahkan rontok bersamaan pada periode yang relatif singkat, dan hanya menyisakan sedikit buah yang bisa dipanen pada akhir musim berbuah. Oleh karena, kombinasikan perlakuan penjarangan buah dengan pemberian pupuk secara intensif, menggunakan pupuk dengan kombinasi antara unsur Potassium (Kalium) tinggi dengan Nitrogen dalam kadar yang lebih rendah (pupuk KNO3 misalnya), disertai dengan pupuk yang mengandung unsur makro sekunder seperti unsur Calsium (Ca) untuk memperkuat dinding sel buah. Beberapa orang menambahkan pupuk Borate dengan kandungan unsur mikro Boron (Bo) yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas buah, khususnya untuk meningkatkan kadar kemanisan buah.
Penjarangan buah dapat dilakukan dengan cara menyeleksi buah, dengan melihat bentuknya yang normal dan proporsional, ukuran yang relatif seragam, serta tidak cacat bentuk atau sejak awal tidak cacat akibat terserang hama penggerek dan penyakit buah. Tergantung jenis tanamannya, pada mangga manalagi madu misalnya, dalam satu tandan dipilih 4-5 bakal buah terbaik, sisanya dipotong dan dibuang, sementara pada durian, disisakan 2 bakal buah terbaik pada setiap tandan untuk dipelihara hingga saat panen tiba. Jambu citra yang dijarangkan buahnya hingga menyisakan 3-5 buah  setiap tandan, memberikan hasil akhir yang sangat menggembirakan karena buah tumbuh maksimal dan dengan kualitas buah (khususnya rasa, tingkat kemanisan dan tekstur daging) yang memuaskan.
Pembungkusan buah menjadi salah satu upaya yang sangat penting untuk meningkatkan dan mempertahankan  kualitas buah  pada suatu tanaman, dan hal ini umumnya dilakukan untuk mempertahankan buah dari serangan hama yang menyerang buah. Hama-hama utama buah pada umumnya adalah : lalat buah, kalelawar serta tikus pohon. Hama-hama utama ini umumnya hanya bisa dikendalikan dengan upaya fisik, yaitu membungkus buah seawal mungkin untuk menghindari kerusakan buah yang lebih parah pada tahap perkembangan buah selanjutnya.








Pembungkusan buah dapat dilakukan dengan menggunakan material yang beraneka ragam dan tersedia dengan mudah di sekitar kita, dimulai dari material sederhana seperti : kertas koran, kertas minyak, kertas bekas pembungkus semen, kertas karbon, plastik hitam, plastik transparan hingga pembungkus buah dari serat sintetis yang didesain agar mampu melindungi buah dari serangan hama. Selain itu, ada juga pembungkus buah yang dibuat dari anyaman sayatan bambu (seperti halnya pembungkusan oleh petani klengkeng di Temanggung dan Ambarawa). Saya juga pernah menemukan pekebun yang membuat anyaman kawat alumunium yang dibentuk sedemikian rupa sebagai pembungkus buah untuk menahan serangan berat hama kalelawar. Di luar itu, bahkan ada petani yang meliliti batang/cabang utama tanaman dengan kawat berduri dan besi tipis (terbuat dari seng atap rumah) untuk mengendalikan serangan hama tikus pohon yang memanjat dari tanah ke pohon.






Terakhir, terkadang ada beberapa buah yang dapat berkembang dengan sangat baik namun tiba-tiba terjadi peristiwa pecah buah di mana kulit dan daging buah pecah dengan arah vertikal, memanjang dari dekat tangkai hingga ke bagian ujung buah. Umumnya hal ini terjadi karena perubahan kadar air tanah di bagian perakaran yang terjadi secara mendadak, dari kondisi kering berubah menjadi basah (akibat hujan atau penambahan air secara mendadak dan intensif). Akar akan menyerap air secara cepat, diteruskan ke seluruh bagian tanaman termasuk buah. Penyerapan air ini akan menyebabkan dinding sel mengembang dengan cepat, namun pengembangan sel tidak sebanding dengan laju penyerapan air, akibatnya buah akan pecah. Oleh karena itu, pertahankan tingkat kelembaban media tanah di sekitar perakaran dengan menyiram air secara teratur dengan jumlah secukupnya serta menjaga ketersedian nutrisi dengan pemberian pupuk secara berkala dengan kandungan unsur Calsium (Ca) yang cukup, untuk meningkatkan elastisitas/kelenturan dinding sel sebagaimana telah disampaikan pada bagian awal topik ini.

Minggu, 15 Juli 2012

TIPS Membuat Bibit Sambung Pucuk (Cleft Grafting)







Salah satu bibit klonal (bibit yang diperbanyak secara vegetative) tanaman buah yang sering dibuat oleh penangkar bibit adalah bibit sambung pucuk, yaitu bibit yang dibuat dengan cara menyisipkan entres batang atas dari pohon indukan terpilih ke batang bawah lokal yang dipotong pada ketinggian tertentu dan dibelah pada bagian tengah atau bagian samping batangnya. Batang bawah biasanya merupakan bibit yang ditanam dari biji (seedling).






Beberapa alasan mengapa bibit tanaman buah dibuat dengan cara sambung pucuk (cleft grafting / top grafting) : lebih mudah dilakukan saat batang bawah berumur masih cukup muda tanpa perlu menunggu batang bawah berumur cukup tua sehingga lebih efisien dari sisi waktu penyiapan batang bawah (root stock), pertumbuhan entres yang relatif lebih cepat dibanding cara okulasi (tempel mata), lebih efisien dalam pemanfaatan jumlah entres dibanding bibit sambung susuan, dan pertumbuhan bibit yang lebih vigor dibanding bibit okulasi pada kondisi lingkungan pertumbuhan tanaman yang sama

Agar persentase keberhasilan pembuatan bibit sambung pucuk meningkat, ada beberapa tips yang perlu diperhatikan :

1. Pilih batang bawah dengan pertumbuhan yang sehat, seragam, dan vigor yang bagus, dengan diameter batang minimum 5 milimeter. Semakin sehat dan semakin vigor pertumbuhan batang bawah, persentase keberhasilan penyambungan akan semakin tinggi. Jika batang bawah terlihat kurus, kurang sehat, pertumbuhannya lambat, segerakan untuk repotting dengan menanamnya ke dalam polybag dengan ukuran yang lebih besar dan dengan menambahkan media tanam baru yang subur dan biarkan tumbuh sehat setidaknya sebulan sebelum siap untuk disambung

2. Gunakan silet baru (dipatah menjadi 2 bagian yang masing-masing mempunyai bidang yang tajam) untuk menghasilkan bidang iris yang halus tanpa serat , sekaligus menghindari memar batang akibat penggunaan pisau yang lebih tebal. Jika batang bawah terlanjur membesar, gunakan pisau tipis yang tajam dan terbuat dari bahan stainless steel. Selalu bersihkan silet/pisau sehabis dipakai dengan cara dicelupkan ke dalam air bersih (atau larutan alkohol) dan langsung dikeringkan dengan lap kain bersih agar getah yang menempel hilang. Pisau dengan getah yang menempel akan membuat bidang sayatan menjadi tidak rata dan berserat sehingga mengurangi bidang sentuh antara entres dengan batang bawah yang akhirnya akan mengurangi tingkat penyatuan (kompatibilitas) saat penyambungan berlangsung

3. Pilih entres dengan ukuran diameter yang sama besar atau sedikit lebih kecil dibanding diameter batang bawah, untuk mendapatkan bidang lekat yang sama baiknya. Jika entres berukuran lebih kecil, sisip dan posisikan entres pada salah satu sisi, sisi kiri atau sisi kanan saja, bukan tepat di tengah batang bawah. Dengan menempelkan entres yang lebih kecil di satu sisi saja, maka penyatuan kambium entres dengan kambium batang bawah pada sisi yang ditempelkan akan berlangsung semakin baik sehingga mampu meningkatkan persentase keberhasilan penyambungan

4. Jika diameter batang bawah berukuran jauh lebih besar dibanding diameter entres, belah batang bawah pada bagian sisi dekat kulit batang untuk mendapatkan bidang tempel yang mendekati ukuran diameter entres (sambungan berada di bagian sisi samping). Kulit dan kayu batang bawah yang dibelah di bagian sisi samping setidaknya akan berukuran lebih sempit dibanding jika yang dibelah adalah di bagian tengah batang bawah. Jangan lupa, lekatkan di salah satu sisi saja (kiri atau kanan saja) untuk menyatukan kambium batang atas dan batang bawah. Jika ukuran bidang iris di bagian samping ternyata sama besar, maka kemungkinan keberhasilan penyambungan juga akan semakin besar.

Persiapan entres pucuk yang dirompes daunnya 2 minggu sebelum ditempelkan





Tunas di ketiak daun yang bunting 2 minggu setelah perompesan daun




entres (batang atas) mangga "emperor" siap sambung ke batang bawah (rootstock) lokal



mata tunas yang bunting 4 minggu setelah perompesan daun 




5. Pada beberapa jenis tanaman (mangga, klengkeng misalnya), rangsang pertumbuhan tunas ketiak maupun tunas ujung pada entres dengan cara merompes semua daunnya setidaknya 2-3 minggu sebelum entres diambil dan disambungkan ke batang bawah (calon entres masih berada di pohon induk). Perompesan daun akan merangsang pertumbuhan tunas-tunas, baik tunas ketiak maupun tunas di ujung, sehingga tunas akan terpacu dan tumbuh lebih cepat saat penyambungan selesai dilakukan. Penyambungan yang menggunakan entres yang daunnya dirompes 2-3 minggu sebelum dipotong dan disambung akan membantu meningkatkan persentase keberhasilan penyambungan dibanding penggunaan entres yang baru dirompes daunnya sesaat sebelum disambungkan ke batang bawah

6. Sebaiknya lakukan proses penyambungan pada sore hari dengan beberapa pertimbangan : a. Suhu rata-rata harian pada sore hari umumnya lebih rendah dengan kelembaban yang sedikit meningkat, sehingga pada suhu yang lebih rendah tersebut, kambium pada bidang iris entres tidak cepat mengering, kambium entres masih segar saat bidang iris ditempelkan ke batang bawah. b. Laju penguapan (evaporasi) pasca penyambungan selepas sore hingga pagi di hari berikutnya juga berkurang, dengan demikian kondisi ini akan sangat membantu tanaman yang disambung untuk beradaptasi dengan cepat sehingga bidang sambung dapat menyatu dengan cepat pula tanpa harus terganggu oleh peningkatan laju evaporasi yang bisa menyebabkan kegagalan penyambungan


poin nomor 5 tersebut diatas, mempercepat proses penyatuan sehingga tunas langsung tumbuh






Sambung pucuk klengkeng ITOH, diameter batang bawah dan batang atas tergolong besar
sambungan dibuat sependek mungkin untuk menghasilkan pertumbuhan tanaman yang pendek (dwarf)




contoh bibit grafting tanaman mangga berumur 10 bulan pasca sambung
dengan kompatibillitas (kesesuaian) batang atas dan batang bawah yang sangat baik