Selasa, 01 Januari 2013

Bebek goreng

bebek-kaleyo-tebet,bebek-goreng,bebek-pekingPeluang usaha makan bebek goreng tampaknya kian berkembang seiring peningkatan minat masyarakat menyantap daging bebek.Belakangan ini penjaja menu daging bebek terlihat makin marak.Mereka menawarkan berbagai variasi masakan bebek,mulai dari bebek goreng,bebek bakar,bebek sambel hijau,bebek kebuli,bebek tongseng,dan lain sebagainya.Di kawasan Tebet jakarta selatan misalnya dalam waktu sebulan terakhir muncul dua rumah makan bebek diantaranya bebek kaleyo tebet dan bebek ginyo.

Perkembangan rumah makan bebek ini  semakin besar selama orang masih menginginkan makanan dengan menu baru.Tentunya ini bisa jadi sebuah peluang bagi pemasok bebek ‘Hal ini dibenarkan oleh Antonius Kardjono,pemilik dan pengelola rumah makan bebek Ginyo di Tebet Jakarta selatan.Hal yang sama dibenarkan oleh Roul Estianda,pemilik rumah makan bebek Tunjungan juga didaerah tebet.Tren makan daging bebek mulai berkembang tidak hanya dipedagang kaki lima saja tapi mulai kekelas restoran.Menu yang ditawarkan juga relatif terjangkau oleh masyarakat,komentar Roul Estrianda.Memang sih ada benarnya lihat saja warung tenda dijakrata,bogor,depok,tangerang dan bekasi yang menyajikan bebek dengan berbagai variasinya nyaris selalu ramai diserbu pengunjung yang ingin menyantap daging bebek.

bebek-goreng,bebek-pekingSelain mengindikasikan besarnya minat menyantap daging bebek,maraknya warung bebek sedikit banyak juga menggambarkan bisnisnya.Seporsi menu bebek bisa mendatangkan laba bersih Rp.3000.Dengan asumsi harga bebek Rp.22.000/ekor dan tiap ekor dipotong jadi 4 bagian.Satu porsi menu bebek lengkap ( nasi,lalapan,dan sambel ) dijual dengan harga Rp.12.000 maka rata-rata keuntungan yang diperoleh waung makan bebek kaki lima maupun outlet berkisar Rp.500.000-Rp.2,4 juta/hari.Dengan pesatnya pertumbuhan usaha kaki lima dan outlet yang berjualan bebek goreng menurut sugeng widodo,pemilik warung Tenda Bebek Goreng Joko Putra didaerah petogogan jakarta selatan cukup bagus.”Beberapa warung tenda yang dulunya  hanya menyajikan menu ayam goreng dan ikan lele kini mereka mulai mencoba meu bebek goreng”tambahnya.Hasilnya tidak kurang dari 10 ekor perhari mereka bisa memenuhi kebutuhan konsumernya untuk menyantap masakan bebek goreng.

bebek goreng,bebek peking

Perkembangan usaha rumah makan bebek goreng lebih cepat lagi.” Saya hanya butuh waktu 6 bulan untuk bisa membuka 3 cabang.Omsetnya pun cukup lumayan”Ungkap Rouf Estrianda .Dalam sehari rumah makannya menghabiskan 400ekor bebek potong/hari.Sementara itu Antonius Kardjono yang terbilang pendatang baru sanggup menjual 150ekor/hari dengan variasi 5 menu.Sedangkan Sugeng Widodo menghabiskan sekitar 75 ekor dan santoso pemilik resto TikTok Van Depok bisa 50 ekor/hari.Namun sayang kebutuhan setiap warung ini seringkali terganggu karena pasokan yang seret.Padahl bagi pemilki rumah makan Bebek,Urusan memperoleh bahan baku sangat penting.”Tak jarang saya mendapatkan jumlah bebek kurang dari kebutuhan sehari-hari.Mungkin disebabkan masih sedikitnya pembudidaya bebek khusus potong “Keluh A Kardjono.Ini membuat Kardjono was-was karena pernah butuh 150ekor/hari ternyata pemasoknya hanya sanggup mengirim 50 ekor.Sisanya harus dicari sendiri,padahal itu tidak mungkin dilakukannya untuk memperoleh bebek potong dengan mudah.

Hal yang sama juga dialami Sugeng Widodo bahkan ia harus keluar kepasar-pasar disekitar jakarta hanya untuk mendapatkan bahan baku bebek potong.’Memang hanya sekitar 75 ekor/hari kebutuhan warung saya.Tapi kalau hanya ada separuhnya kan kasihan pelanggan setia saya yang ingin makan bebek goreng ,saat mereka datang eh malah bebek sudah habis.Untuk menjaga kemungkinan seperti ini beberapa pemilik warung makan kadang tidak mengandalakan hanya satu pemasok saja,bahkan kadang bisa beberapa supplier bebek potong  karena bisanya kalo hanya mengandalakan satu supplier saja maka kebutuhan bahan baku bebek tidak akan terpenuhi dengan baik mengingat keterbatasan dari jumlah bahan baku bebek goreng ini sangat terbatas.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

View the original article here

Tidak ada komentar:

Posting Komentar