Sebagaimana telah disampaikan di postingan terdahulu, sebagai buah konsumsi, klengkeng (Dimocarpus longan) mempunyai potensi luar biasa untuk dikembangkan di Indonesia karena pangsa pasar yang sangat besar, yang mayoritas diisi oleh buah klengkeng import asal Thailand, China, dan Vietnam. Pasokan klengkeng lokal hanya terbatas dari daerah penghasil buah klengkeng, seperti di Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang, Kabupaten Temanggung di Jawa Tengah, serta Kabupaten Malang di Jawa Timur. Pasokan klengkeng lokal pun hanya terbatas untuk dikonsumsi masyarakat sekitar Jateng dan Jatim, selebihnya dikirim ke Jakarta, juga dalam jumlah yang sangat terbatas.
Masyarakat Indonesia terbiasa melihat dan mengkonsumsi klengkeng import yang dari beberapa sisi mempunyai keunggulan : tampilan buah bersih dengan warna kulit buah cokelat muda terang, ukuran buah lebih besar, daging buah kering dan kesat sehingga tidak mengganggu saat dikonsumsi, serta biji yang berukuran sedang sampai kecil sehingga persentase daging buah yang dapat dikonsumsi tinggi.
Berpijak pada kenyataan tersebut, pengembangan tanaman klengkeng adalah suatu terobosan untuk mengurangi volume buah import sekaligus mampu menggerakkan perekonomian di sektor pertanian tanaman hortikultura, penghematan devisa, dan pengalihan devisa tersebut untuk hal-hal lain yang lebih bermanfaat daripada sekedar untuk mengimport buah klengkeng yang sebenarnya sangat mudah untuk dibudidayakan, ditunjang luas areal yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia serta teknis budidaya yang relatif mudah. Jika terdapat satu keluarga saja yang membudidayakan tanaman klengkeng di setiap sepuluh keluarga lainnya, niscaya Indonesia bisa menjadi penghasil klengkeng terbesar di dunia dan punya kesempatan ekspor yang sangat luas untuk menghasilkan devisa dari negara lain. Value added lain akan diperoleh jika industri di hilir mendukung bagian hulu dengan menciptakan pengolahan klengkeng segar menjadi bentuk lainnya, seperti misalnya : manisan klengkeng, dried klengkeng, sirup klengkeng, juice klengkeng, ekstrak buah, klengkeng awetan di larutan gula dalam kaleng/botol, dan sebagainya.
Pada postingan terdahulu, dijelaskan perihal golongan klengkeng, yaitu klengkeng golongan temperate dari daerah sub tropis, yang memerlukan perlakuan booster agar bisa berbunga dan berbuah jika ditanam di daerah tropis seperti di Indonesia, serta klengkeng golongan non temperate, yang dengan teknis budidaya standar yang sederhana dan tidak memerlukan perlakuan booster, mampu tumbuh dan berkembang, serta mampu berbunga dan berbuah dengan baik jika ditanam di Indonesia.
Berikut adalah tampilan buah klengkeng berdasarkan golongannya
Berikut adalah tampilan buah klengkeng berdasarkan golongannya
Klengkeng Golongan Non Temperate (Tanpa Treatment Booster)
Klengkeng Golongan Temperate (Treatment Booster)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar