Minggu, 10 Februari 2013

Budidaya Kodok (Katak)

Budidaya Kodok (Katak) - Budidaya Petani. Budidaya kodok telah dilakukan di beberapa negara, baik negara beriklim panas maupun beriklim 4 musim. Tercatat negara-negara Eropa yg telah membudidayakan kodok antara lain : Prancis, Belanda, Belgia, Albania, Rumania, Jerman Barat, Inggris, Denmark & Yunani, Amerika Serikat & Meksiko. Sedangkan di Asia, Cina, Bangladesh, Indonesia, Turki, India & Hongkong yg telah membudidayakan kodok.

1. SEJARAH SINGKAT KODOK
Sejarah kodok tidak diketahui asalnya, karena hampir ditemukan di mana-mana, karena kemampuannya utk menyesuaikan diri terhadap lingkungan sekitarnya. Kodok yg banyak dibudidayakan di Indonesia (Rana catesbeiana ) berasal dari Taiwan, kendati kodok itu semula berasal dari Amerika Selatan.

2. SENTRA BUDIDAYA KODOK
Mulanya uji coba budidaya kodokdilakukan di Klaten (Balai bibit ikan), yg kemudian meluas ke Jawa tengah. Di Jawa Barat pembudidayaan kodok banyak ditemui di daerah pesisir Utara, disamping membudidayakan kodok masyarakat pesisir Utara juga menangkap dari alam. Kemudian di Sumatera Barat & Bali juga merupakan sentra pembudidayaan kodok.

3. JENIS KODOK
Kodok tergolong dalam ordo Anura, yaitu golongan amfibi tanpa ekor. Pada ordo Anura terdapat lebih dari 250 genus yg terdiri dari 2600 spesies. Terdapat 4 jenis kodok asli Indonesia yg di konsumsi oleh masyarakat kita yaitu:
  1. Rana Macrodon (kodok hijau), yg berwarna hijau & dihiasi totol-totol coklat kehijauan & tumbuh mencapai 15 cm.
  2. Rana Cancrivora (kodok sawah ), hidup di sawah-sawah & badannyadapat mencapai 10 cm, badan berbercak coklat dibadannya.
  3. Rana Limnocharis (kodok rawa), mempunyai daging yg rasanya paling enak, ukurannya hanya 8 cm.
  4. Rana Musholini (kodok batu/raksasa). Hanya terdapat di Sumatera, terutama Sumatera Barat. mencapai berat 1.5 kg. & panjang mencapai 22 cm.
Daging kodok adalah sumber protein hewani yg tinggi kandungan gizinya. Limbah kodok yg tidak dipakai sebagai bahan makanan manusia dapat dipakai utk ransum binatang ternak, seperti itik & ayam. Kulit kodok yg telah terlepas dari badannya bisa diproses menjadi kerupuk kulit kodok. Kepala kodok yg sudah terpisah dapat diambil kelenjar hipofisanya & dimanfaatkan utk merangsang kodok dalam pembuahan buatan. Daging kodok dipercaya dapat menyembuhkan beberapa penyakit.

5. PERSYARATAN LOKASI KODOK
  1. Ketinggian lokasi yg ideal utk budidaya kodok adalah 1600 dpl.
  2. Tanah tidak terlalu miring namun & tidak terlalu datar, kemiringan ideal 1-5%, artinya dalam jarak 100 m jarak kemiringan antara ujung-ujungnya 1-5 m.
  3. Air yg jernih atau sedikit tercampur lumpur tersedia sepanjang masa. Air yg jernih akan memperlancar proses penetasan telur.
  4. Kodok bisa hidup di air yg bersuhu 2–35 drajat C. Suhu saat penetasan telur ialah anata 24–27 derajat C, dengan kelembaban 60–65%.
  5. Air mengandung oksigen sekitar 5-6 ppm, atau minimum 3 ppm. Karbondioksida terlarut tidak lebih dari 25 ppm.
  6. Dekat dengan sumber air & diusahakan air bisa masuk & keluar dengan lancar & bebas dari kekeringan & kebanjiran.
  1. Persiapan Sarana & Peralatan
    1. Kolam
      Dalam proses pembuatan kolam, tidak boleh hanya menggali atau menimbun saja melainkan harus menggabungkan keduanya sehingga akan mendapatkan bentuk & konstruksi kolam yg ideal. utk memasukkan air ke dalam kolam diperlukan saluran yg konstruksinya dibuat dari pasangan bata merah atau batako yg diperkuat dengan semen & pasir. Bentuk dari saluran ini biasanya trapesium terbalik & pada beberapa tempat pemasukan air ke kolam dibuat kobakan kecil utk menjebak air agar mudah masuk kedalam kolam-kolam. Kolam yg diperlukan antara lain: kolam perawatan kodok, kolam penampungan induk sebelum dikawinkan, kolam pemijahan, kolam penetasan, kolam perawatan kecebong, kolam pembesaran percil & kolam pembesaran kodok remaja. Kebutuhan kolam ini masih ditambah dengan kolam pemeliharaan calon induk.
      1. Kolam Perawatan Kodok
        Luasnya 15 meter persegi dengan ukuran 3 x 5 m, yg terdiri dari dinding tembok 0,40 m & dinding kawat plastik setinggi 1 m, lantainya terbuat dari semen & bata yg terdiri dari 2/3 bagian kolam terisi air setinggi 10-15 cm & 1/3 bagian kering.
      2. Kolam Pemijahan.
        Kolam dibuat dari semen & diatasnya dinding kawat plastik. Kedalaman air di kolam ini sekitar 0,30–0,40 m & ditengahnya dibuatkan daratan. Padat pemeliharaan 15 ekor setiap meter perseginya, dengan perbandingan tiga betina & satu jantan. Supaya lebih nyaman, sebaiknya lantai daratan tengah tidak berlumpur, & kolam ditanami enceng gondok. sediakan makanan berupa ikan kecil, ketam & bekicot Masa kawin ditandai dengan suara merdu. Tak lama kemudian, telur mereka mengambang di air kolam & segera dipindahkan ke kolam penetasan.
      3. Kolam Penetasan
        Kolam penetasan dibuat beberapa buah, dari tembok dengan air sedalam 30 cm & air mengalir atau diberi aerasi yg luas. Luas kolam seluruhnya 10 m² .
      4. Kolam Kecebong
        Terdiri dari beberapa kolam yg masing-masing luasnya berkisar anta 5 m² – 6 m² , dengan dasar lantai terbuat dari semen.
      5. Kolam Kodok Muda
        Di kolam ini kodok yg dipelihara berumur kurang dari 2 bulan. Dibuat beberapa buah dengan masing-masing luasnya 15 m², dengan dinding tembok & kawat. Lantai miring dengan daerah air 1/3 bagian dengan kedalaman 15–35 Cm.
      6. Kolam Kodok Dewasa.
        Pada kolam ini kodok sudah berusia antara 2–6 bulan. Kolam yg diperlukan terdiri dari 2, dengan masing masing luas kira–kira 20 m² , dengan konstruksi dasar & dinidng tembok & kawat. Kedalaman air yg diperlukan antara 30–40 Cm.
    2. Mempersiapkan Kolam Produksi
      Bila lantai dasar kolam terbuat dari tanah, dasar kolam diolah & dicangkul-cangkul & ditebari pupuk sampai dianggap siap huni. Kolam dibiarkan dulu tidak terpakai selama sebulan. Selama itu kolam dimasukkan air, didiamkan & dikeluarkan berulang-ulang. Persiapkan alat-alat utk membuat hujan buatan, baik dari drum bekas maupun dengan menggunakan springkel karena utk proses perkawinan kodok biasanya terjadi pada masa penghujan. Sebaiknya kolam ditanami teratai, eceng gondok, genjer & ganggang yg berfungsi utk tempat biang kodok bercumbu rayu & menempelkan telurnya serta meningkatkan kualitas air kolam & mempertinggi kandungan oksigen.
  2. Pembibitan
    Untuk pembudidayaan kodok yg banyak dicari adalah dari jenis kodok banteng Amerika (Bull frog), diamping rasanya enak juga beratnya bisa sampai 1,5 kg. Bisa juga jenis kodok batu dari Sumatera Barat yg sampai saat ini belum dibudidayakan secara optimal, karena masyarakat masih mengambilnya dari alam. Adapun syarat ternak yg baik adalah bibit dipilih yg sehat & matang kelamin. Sehat, tidak cacat, kaki tidak bengkok & normal kedudukannya, serta gaya berenang seimbang. Pastikan kaki kodok tidak mengidap penyakit kaki merah ( red legs ).
    1. Pemilihan Bibit & Calon Induk Kodok
      Pilihlah kodok yg sehat & berukuran besar. Disamping itu perhatikan juga tanda-tanda kelamin sekundernya. Pisahkan induk berdasarkan jenis kelaminnya. Pemisahan dilakukan sekitar 1–2 hari dimaksudkan utk lebih merangsang nafsu diantara mereka apabila saatnya mereka dipertemukan. utk induk-induk yg hendak dikawinkan sebaiknya diberikan makanan cincangan daging bekicot yg masih segar & makanan buatan lainnya.
    2. Perawatan Bibit & Calon Induk Kodok
      Induk jantan & betina berumur 4 bulan disuntik perangsang pertumbuhan Gonadotropin intramuskular dengan dosis 200-250 IU/ekor/bulan.
    3. Sistem Pemijahan
      1. Secara Alami
        Induk jantan & betina yg telah dipisah selama 1-2 hari disatukan di kolam pemijahan. Ikan liar dapat mengganggu hasil pemijahan. Perhatikan agar telur kodok tidak ikut terbuang air pembuangan. Di sore atau pagi hari pada saat suhu mulai menurun, barulah kita perlu membantu kelancaran proses pemijahan, yaitu dengan membuat hujan buatan.
      2. Sistem Hipofisasi
        Cara mutakhir utk memijahkan kodok adalah dengan cara sistem kawin suntik menggunakan ekstrak kelenjar hipofisa utk merangsang kodok agar kawin sesuai waktu yg kita inginkan. Dengan sistem ini kita bisa mengintensifkan pembenihan, mengurangi kematian, merawat telur-telur kodok yg telah dibuahi dalam tempat tersendiri, memberi jaminan bahwa telur-telur akan terbuahi oleh sperma seluruhnya & tidak memerlukan hujan buatan. Penyuntikan pada tubuh betina lazimnya pada punggung, rongga perut & bagian kepala. cara penyuntikan pada rongga perut banyak dipilih.
    4. Reproduksi & Perkawinan
      Kodok yg hendak disuntik ditampung pada akuarium yg diberi sedikit air & ditutup dengan kawat kasa utk memudahkan penangkapan. Kodok-kodok tersebut telah cukup umur & dalam keadaan matang telur. Saat penyuntikan kodok dibalut dengan kain hapa agar tidak meronta.
      Kodok yg telah disuntik kemudian dilepas dalam akuarium lain & dipantau setiap jam. Setelah 12 jam, kodok tadi disuntik kembali agar mereka mampu bertelur seluruhnya. Setelah yg betina 2 kali disuntik & menunjukkan akan bertelur, maka kita mempersiapkan testis dari induk jantan. Sperma dikeluarkan dari testis dengan cara memotongnya dengan jarum kecil yg tajam & dimasukkan ke cawan petri yg sudah diisi dengan air kolam yg bersih. Setelah air dalam cawan menjadi keruh & testis sudah kosong, maka cairan testis dibiarkan selama 10 menit dalam suhu ruangan. Jika sperma aktif (dapat kita lihat dibawah mikroskop), maka kodok betina bertelur diurut perutnya agar telurnya keluar. Telur diusahakan jatuh di atas cairan sperma, lalu digoyang-goyangkan & biarkan selama beberapa menit. Telur yg mengalami pembuahan akan mengalami rotasi. Telur kemudian ditetaskan & airnya diganti setiap hari dengan menjaga suhu pada kisaran 24-27 derajat C & pH air juga diamati. Pada sistem secara alamiah, digunakan hujan buatan utk merangsang proses perkawinan kodok, sebagaimana dijelaskan diatas.
  3. Pemeliharaan
    Pemeliharaan dilakukan pada setiap tahap pertumbuhan kodok, Pertumbuhan & kesehatan kodok terrgantung pada makanan & kecocokan tempat tinggalnya. Kodok diberi makan 1 kali sehari, air di kolam diganti & dibersihkan seminggu sekali.
    1. Sanitasi & Tindakan Preventif
      Telur yg sudah dibuahi, dipindahkan pada kolam penetasan. Kolam dibersihkan dari hama & kotoran sebelum digunakan. Telur harus dipisahkan dari induknya sehingga telur tidak terganggu proses penetasannya & tidak dimakan oleh induknya. Memindahkan telur jangan sampai pecah sarangnya atau lendirnya. Telur-telur akan menetas setelah 48–72 jam pada suhu air 24–27 derajat C. Bila sudah menetas dipelihara pada kolam yg sama selama 10 hari.
    2. Perawatan Ternak
      Kodok muda yg telah mengalami metamorphose ditempatkan pada kolam permanen. Pemasukan & pengeluaran air harus diberi penyaring utk menghindari hama & mencegah kodok lepas ke peraiaran umum. Padat penebaran 50-100 ekor/m² . Bila kita memelihara jenis kodok banteng yg tidak suka makanan yg tidak bergerak, makanan harus diletakkan dibawah aliran air/pancuran. Setelah berumur 3 bulan, kodok diseleksi berdasarkan kaki belakang, kulit & ukuran badannya. Jumlah yg di seleksi 20% dari total & dipindahkan ke kolam calon induk, sedangkan sisanya tetap dipelihara sampai masa panen pada umur 4-5 bulan. Kodok dewasa (matang gonada) utk bibit unggul, baik jantan maupun betina di suntik dengan kelenjar hiphopisa kodok sebanyak 1 dosis. Penyuntikan dilakukan 1 bulan sekali (bila memakai sistem hiphopisa) & padat tanam sebanyak 20-25 ekor/m² .
    3. Pemberian Pakan
      Terdapat berbagai macam makanan yg dapat diberikan utk kodok di kolam pembesaran persil maupun di kolam pembesaran kodok remaja. Makanan percil sampai kodok dewasa berupa cincangan daging bekicot, cincangan daging ikan, ulat, belatung, serangga, mie, bakso & berbagai benih ikan serta ketam-ketaman kecil & lainnya. Dapat juga diberikan makanan buatan, dengan meramu makanan buatan kita bisa menyusun sesuai dengan tingkat umur kodok, yg terkadang sulit dilakukan apabila kita memberinya makanan yg langsung didapat dari alam. Dengan demikian maka problem yg sering dialami seperti ukuran makanan lebih besar dari lebar bukaan mulut kodok tidak perlu terjadi lagi.
7. HAMA & PENYAKIT KODOK
  1. Penyakit, Hama Kodok & Penyebabnya
    Penyakit kodok umumnya disebabkan oleh serangan jamur & bakteri. Paha kaki berwarna merah, luka & kulit melepuh adalah penyakit yg menyerang kodok yg berumur 1-2 bulan, menular & menyerang sistem saraf, sehingga akan mati dalam beberapa jam.
  2. Pencegahan Serangan Penyakit & Hama
    Bakteri bisa menyerang kecebong, gejalanya ekor luka & berwarna putih. Penanggulangannya dengan memisahkan kecebong yg terserang, kolam dibersihkan dengan PK, dosis 0,05 gram/ liter 15 hari sekali, jangan memberikan makanan yg kandungan proteinnya melebihi dosis 10–15% karena perut kodok akan menjadi kembung. Pengobatan dengan antibiotika streptomisin/tetrasiklin, obat luar dengan penggunaan betadine, atau direndam dalam NaCl 0,15 gram/liter air selama 30 menit, diulang sampai 4 kali.
  3. Pemberian Vaksinasi & Obat
    Pengobatan kaki merah & bisul pada kodok, dengan memandikan kodok dalam larutan Nifurene 50–100 gram/m² air, atau dengan suntikan teramisin 25 mg/kg, atau streptomycin 20 mg/kg berat kodok. Penyakit dubur keluar diobati dengan cara pisahkan & istirahatkan 2–3 hari & tidak diberi makan. Penyakit lainnya adalah dubur keluar (ambaien) pada percil (kodok muda). utk mengatasinya, populasi tidak boleh terlalu padat & kolam harus bersih & pemberian kadar kalori dalam makanan tidak boleh melebihi dosis 3400 cl/kg makanan.
8. PANEN KODOK
  1. Hasil Utama
    Hasil utama yg dihasilkan adalah dagingnya
  2. Hasil Tambahan
    Sedangkan hasil tambahan yg dapat diperoleh adalah dengan mengolah limbah hasil pemotongan utk dijadikan silase; dengan penambahan propionat & asam formiat dengan jalan digiling bersama sama maka makanan utk ternak ini tahan hingga 2 bulan pada suhu sedang. Hasil sampingan lainnya adalah dengan dijadikan tepung, dimana kandungan mineral & proteinnya masih cukup tinggi utk dijadikan bahan tambahan pakan ternak. Kodok yg tidak dijual/afkir dapat diambil hiphofisanya utk proses pemijahan berikutnya.
  3. Penangkapan
    Sebelum disiangi, biasanya kodok-kodok tersebut ditempatkan pada penampungan. Tempat penampungan kodok bisa berupa kotak kayu atau bak semen yg drainasenya lancar.
9. PASCAPANEN KODOK
Proses penanganan pasca panen juga sangatlah mudah. utk menjaga agar kodok tetap hidup & segar, maka kita bisa menggunakan karung goni atau tas kain yg dibasahi. Pengangkutan paling aman dilakukan pada pagi hari atau sore hari. Apabila pengangkutan dilakukan utk jarak jauh maka perlu dibuatkan kotak kayu yg didesain secara khusus, & kapasitasnya disesuaikan dengan besarnya kotak kayu tersebut. 

sumber : http://www.iptek.net.id/ind/warintek/
http://budidaya-petani.blogspot.com/2013/02/kodok-katak.html 

Baca juga :
Cara Budidaya Tanaman Jahe
Budidaya Tanman Stroberi 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar