Minggu, 09 Desember 2012

Sambung Sisip, Memodifikasi Teknik Okulasi


Sambung sisip mangga Red Emperor ke batang bawah mangga Madu

 
Sambung sisip klengkeng Diamond River "Jenderal" ke batang bawah klengkeng lokal


Okulasi adalah sebuah kata yang sangat populer di kalangan para pecinta tanaman, khususnya pecinta tanaman buah, termasuk para penangkar bibit (grower). Populer, itu karena mayoritas bibit tanaman buah yang dihasilkan dan beredar secara luas di Indonesia adalah bibit yang diperbanyak dengan cara okulasi atau tempel mata, meski sebenarnya cara okulasi bukan satu-satunya cara untuk memperbanyak tanaman. Okulasi juga ternyata kurang begitu populer bagi kalangan pecinta tanaman khususnya di Jawa Timur dan Kalimantan Barat, sebab dari kedua daerah tersebut, cara sambung pucuk (top grafting) adalah cara yang paling banyak digunakan dibanding cara-cara perbanyakan tanaman lainnya. Di beberapa daerah lainnya, sambung susuan (approach grafting) justru menjadi cara perbanyakan yang paling disukai.

Topik ini tidak mengulas okulasi karena pendapat dari beberapa penangkar, okulasi adalah cara yang relatif sulit karena menuntut kemampuan teknis yang lumayan tinggi alias agak njlimet kata orang Jawa (padahal sebenarnya tidak), serta pertumbuhan mata tunas yang relatif lebih lambat (bagi orang yang kurang sabar). Mengambil (kadang harus dengan cara mencongkel) mata tunas memang bukan hal mudah bagi pemula dan penghobi yang jarang bersentuhan dengan cara atau teknik ini. Jika proses okulasi mata tunas yang ditempelkan berhasil, dibutuhkan waktu yang relatif lebih lama untuk menumbuhkan mata tunas tersebut menjadi calon batang dan cabang. Oleh karena itu, dicari teknik baru yang relatif lebih sederhana dibanding okulasi di satu sisi dan di sisi lainnya, cara yang relatif lebih sederhana tersebut bisa menghasilkan bibit tanaman baru yang pertumbuhannya lebih cepat bongsor dibanding bibit hasil okulasi.

Sambung sisip sebenarnya bukan teknik baru karena cara ini sebenarnya hanya memodifikasi teknik sambung mata alias okulasi. Dikatakan modifikasi karena "step by step" hampir mirip dengan okulasi, namun jika pada teknik okulasi yang ditempelkan adalah mata tunas, maka pada sambung sisip yang ditempelkan adalah ranting muda. Jika pada teknik okulasi hanya menempelkan 1 mata tunas saja, maka pada sambung sisip dapat ditempelkan ranting muda dengan lebih dari 1 mata tunas, bisa 2 mata tunas sekaligus, bahkan lebih. Dengan demikian, jika mengandung lebih dari 1 mata tunas, maka titik percabangan rendah dapat direkayasa dari awal, sejak bibit tersebut dibuat, karena bibit dengan percabangan rendah atau percabangan yang langsung muncul di titik sambungan akan menghasilkan tanaman yang rendah namun kompak, rimbun, dan dengan tajuk yang membulat, satu model yang sangat ideal untuk para penghobi tanaman buah dalam pot maupun untuk penanaman di lahan. Jika penempelan ranting muda berhasil, pertumbuhan tunas dari ranting muda tersebut juga cenderung lebih cepat dibanding tunas yang muncul dari penempelan mata pada okulasi, dengan demikian hal ini menjadi solusi bagi mereka yang menginginkan pertumbuhan bibit yang lebih cepat bongsor.



Berikut adalah tahapan-tahapan dalam proses sambung sisip :
(contoh foto tutorial adalah sambung sisip pada tanaman klengkeng)






Siapkan batang bawah yang pertumbuhan tanamannya sehat, daun di bagian ujung tunas telah berkembang sempurna dan berwarna hijau tua. Itu tanda bahwa tanaman sedang berada dalam keadaan dorman, tidak terjadi aktifitas pembelahan sel yang intensif di bagian tunas-tunas ujung tanaman. Dalam kondisi seperti ini, kambium tanaman berada keadaan maksimum, lapisannya kambiumnya tebal, dan sangat ideal untuk proses pengelupasan kulit batang dan penyambungan serta penyatuan entres.

Pilih titik penyambungan, kira-kira 15 hingga 25cm di atas pangkal batang, iris kulit batang di titik penyambungan tersebut memanjang dari atas ke arah bawah, sepanjang 3-5cm, dengan lebar 7-10mm.






Potong melintang kulit batang pada bagian atas, lalu congkel menggunakan mata pisau, kemudian tarik kulit batang pelahan dengan hati-hati agar tidak putus atau robek. Potong "lidah" kulit batang tersebut dengan menyisakan kulit batang sepanjang 1cm di bagian bawah yang nantinya berfungsi sebagai dudukan atau penyangga entres yang akan ditempelkan ke batang bawah.

Beberapa kasus memperlihatkan bahwa kulit batang tidak dapat dikelupas dan lengket saat ditarik, ini adalah tanda bahwa lapisan kambium batang bawah berada dalam keadaan minimum dan sangat tipis. Batalkan penggunaan batang bawah tersebut dan suburkan kembali pertumbuhannya agar dapat digunakan kembali sebagai batang bawah setelah pertumbuhannya disuburkan beberapa waktu kemudian.



Siapkan entres yang diambil dari ranting bagian ujung dari pohon induk terpilih. Entres harus cukup muda dengan kulit berwarna hijau atau hijau keabuan. Potong semua daunnya dan sisakan tangkai daun sepanjang kurang lebih 5mm yang berfungsi untuk melindungi mata tunas di bagian ketiak tangkai daun saat plastik pengikat dililitkan ke titik sambungan.

Jangan gunakan entres yang kulitnya telah berwarna cokelat tua atau coklat keabuan karena daya regenerasi entres seperti telah menurun, sehingga kemampuannya untuk menumbuhkan tunas lebih rendah dibanding yang diambil dari tunas muda di bagian ujung.

Entres bisa dipilih mulai dari bagian pucuk hingga bagian bawah dengan 1-4 mata tunas, yang penting kulit entres masih berwarna hijau atau hijau keabuan.



Potong entres dengan 1-3 mata tunas, lalu iris miring sepanjang 2cm pada bagian pangkalnya dan usahakan agar pengirisan tersebut hanya dilakukan dengan prinsip "sekali iris langsung jadi". Pengirisan berkali-kali bisa membuat entres menjadi sangat pendek ukurannya sehingga sulit untuk ditempelkan, selain itu pengirisan berulang-ulang bisa menimbulkan resiko memar jaringan yang akhirnya memperkecil persentase keberhasilan penyambungan tersebut.



Letakkan entres yang telah disayat bagian pangkalnya, persis berhadapan dengan bidang sayatan kulit batang bawah yang telah disiapkan sebelumnya, lalu tempelkan dengan tepat sehingga terjadi pertemuan antara bidang iris entres dengan bidang sayatan kulit batang bawah . Umumnya, entres tidak akan jatuh karena terjepit oleh "lidah" kulit yang disisakan sebagai dudukan atau penyangga entres.




Jepit titik sambungan dengan ibu jari tangan agar entres tidak bergeser atau berubah posisinya. Pergerakan entres yang berulang-ulang akan mengurangi tingkat keberhasilan penyambungan karena bidang pertemuan entres dan batang bawah mengalami memar, khususnya di bagian jaringan kambium batang bawah.






Ikat bidang sambungan menggunakan irisan plastik PE (polyethilene) yang tipis namun sangat lentur dan kuat. Ikatan dimulai dari bawah, sekitar 5mm dibawah sambungan, melingkar sambil menarik plastik ke arah atas, menutup rapat seluruhnya hingga kira-kira 5mm di atas entres yang ditempelkan.



Keseluruhan bidang sambung dan entres telah tertutup rapat oleh lilitan plastik sehingga mengurangi infiltrasi air dari luar yang bisa membuat entres membusuk, sekaligus lilitan plastik tersebut membuat iklim mikro menjadi tetap lembab. Fungsi lain dari lilitan plastik ini adalah mengurangi laju penguapan air (evapotranspirasi) akibat metabolisme entres sehingga akhirnya entres tetap berada dalam kondisi segar.




Gunakan plastik PE (polietilen) yang tipis, sangat lentur, namun kuat sebagai pengikat. Plastik yang digunakan sebagai pengikat mempunyai ketebalan 0,02mm, berbentuk lembaran yang kemudian diris-iris menggunakan cutter, berukuran lebar 2-3cm dan panjang 10-15cm, disesuaikan dengan diameter batang bawah yang akan disambung sisip 




Bariskan dengan rapi semua bibit yang telah disambung sisip di tempat terbuka untuk memudahkan pemeliharaan selama proses sambung sisip berlangsung.








Empat minggu pasca penyambungan, plastik pengikat dapat dibuka seluruhnya. Jika entres tetap segar dan berwarna hijau atau kehijauan, berarti sambungan berhasil, namun jika entres menghitam dan mengering, hal tersebut adalah tanda bahwa proses penyambungan gagal. 

Jika sambungan berhasil, biarkan 2-4 hari, setelah itu potong setengah batang bawah setinggi 5-8cm di atas titik penyambungan. Setelah dipotong setengah, tekuk batang atas ke arah bawah untuk merangsang tunas agar tumbuh dengan cepat karena entres telah menyatu dengan batang bawah.






Tunas akan tumbuh dengan cepat pasca pemotongan batang utama (batang bawah) 5-8cm di atas titik sambungan. Penyinaran sinar matahari penuh akan merangsang laju pertumbuhan tunas menjadi batang baru dengan cabang, ranting dan daun baru yang sempurna.










Tunas akan tumbuh dan berkembang sempurna 10-12 minggu pasca penyambungan




klengkeng Diamond River "Jenderal" hasil perbanyakan sambung sisip


Berikut ini adalah tampilan beberapa bibit tanaman buah yang dibuat dengan menerapkan teknik sambung sisip, dengan tunas yang telah tumbuh dan berkembang sempurna




















SELAMAT MENCOBA dan PASTI BISA !!

2 komentar:

  1. pak kalo mangga bercabang 3 sambil dicangkok trus disambung pucuk ke 2 cabangnya apakah akan berhasil? apakah waktu yang dibutuhkan tumbuh akar dan pucuk akan sama ?

    BalasHapus
  2. Pak kalo sambung sisip sama sambung samping itu caranya sama ga? kalo saya perhatikan seperti sama tapi jadi membingungkan. apakah kalo sudah tumbuh tunas baru pada sambung samping batang bawahnya harus dipotong?

    BalasHapus